Tasawwuf di Ramadhan

  • Home
  • Tasawwuf di Ramadhan
Jika berbicara tentang amal ibadah yang sudah disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti Shalat, Puasa, Zakat, dll., saya teringat sosok ulama kharismatik dari Persia yang bermadzhab Syafii. Beliau bernama Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al Ghozali As Syafii At Tusi. (a.k.a Imam Ghozali)

Imam Ghozali merupakan imam besar tasawwuf yang mengolaborasikan ilmu hakikat dan ilmu syariat. Pada zamannya, ada dua kelompok ekstrim. Kelompok pertama hanya fokus kepada syari’at puasa saja. Hanya fokus kepada syarat sah puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, dan sejenisnya. Sedangkan yang kedua yaitu kelompok hakikat hanya fokus kepada inti dari puasa itu sendiri, yaitu menahan hawa nafsu. Tanpa mempedulikan kualitas puasa nya memenuhi syariat Nabi Muhammad SAW atau tidak.

Tapi tidak demikian halnya dengan Imam Ghozali. Beliau tetap menjalankan syariat Nabi untuk berpuasa dari terbit fajar sidiq sampai terbenam matahari, sesuai dengan aturan fiqih madzhab Syafi’i yang beliau yakini. Tapi beliau juga bertasawwuf selama berpuasa atau membersihkan hati dari berbagai penyakit hati. Beliau pun memiliki formula tersendiri untuk menjadikan ibadah puasa ini sebagai upaya untuk membersihkan hati dari berbagai penyakit hati.

Itulah ilmu tasawwuf yang diajarkan oleh Imam Ghozali. Bagaimana syariat puasa itu menjadikan hati kita bersih dari kecintaan kepada dunia, menghilangkan berbagai penyakit hati dalam hati kita, menghilangkan riya, sombong, dengki, hasad, dan hasud dalam diri kita.

Semoga kita bisa bertasawwuf di bulan Ramadhan ini. Mari kita jadikan ibadah puasa ini sebagai penggemblengan diri untuk membersihkan hati dari berbagai penyakit hati agar bisa mencapai derajat taqwa. Aamiin.



Next    

Sandal