Bagaimana ketika seseorang minder karena tidak memiliki dunia? Bagaimana jika ia malu kepada sesama manusia ketika Allah tidak mengkaruniakan dunia kepadanya? Bagaimana jika ia rendah diri dan merasa hina kepada manusia ketika tidak memiliki dunia? Kita bisa melihatnya dari dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif.
1. Sisi Positif
Hal-hal tersebut bisa menjadi pelecut bagi kita agar senantiasa bersemangat dalam bekerja dan senantiasa berdoa mengharap Ridha Allah. Kita harus bekerja semaksimal yang kita bisa untuk meraih dunia, jangan bermalas-malasan. Kita bekerja bukan dengan tujuan mencintai dunia, tapi dengan tujuan memilikinya agar dunia yang kita miliki bisa bermanfaat bagi orang lain dan bisa menjadi lahan dakwah demi kemajuan Islam.
Pada dasarnya manusia membutuhkan dunia, tapi jangan sampai dunia menjadi fitnah bagi kita dan menjerumuskan kita ke neraka. Dunia yang kita miliki harus bisa menuntun kita menuju surga.
2. Sisi Negatif
Ketika manusia merasa rendah diri (minder) saat tidak memiliki dunia, pada hakikatnya dia sangat berpotensi untuk menjadi tinggi hati (sombong) saat memiliki dunia. Maka, janganlah kita merasa rendah diri ketika Allah belum mengaruniakan dunia yang kita inginkan. Asalkan kita tetap berusaha semaksimal mungkin, tidak bermalas-malasan dalam bekerja, insha Allah aktivitas kita akan barokah walaupun hasilnya kita tidak tahu akan seperti apa.
Ingat kah kisah Hajar berlari bolak balik tujuh kali dari bukit shofa sampai bukit marwah? Untuk apa? Untuk mencari air. Beliau tidak bermalas-malasan berpangku tangan hingga Allah mengaruniakan air zam-zam kepadanya.
Dan hendaknya kita jangan bersikap tinggi hati ketika Allah mengaruniakan kita dunia. Kita harus selalu tawaddu’, karena pada hakikatnya semuanya adalah pemberian Allah, yang bisa saja diambil sewaktu-waktu. Semoga kita bisa menghilangkan rasa dengki di hati kita ketika Allah mengaruniakan dunia kepada sebagian yang lain.
semoga di bulan Ramadhan ini, kita bisa membersihkan hati kita dari kecintaan kepada dunia, dan bisa berlepas diri dari menjadi budak dunia.