Hari ini, saya dan dua orang sahabat, Ucup dan Eka, pergi mengunjungi festival Dragon Boat. Sebuah festival balapan perahu yang diadakan setiap tahun di Taiwan. Karena suasana sedang musim panas, banyak orang yang berjualan es dan minuman segar di lokasi. Namun, karena kami sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terpaksa kami hanya bisa menelan ludah saja.
Saat itu saya berpikir, mengapa umat Muslim yang baik hampir semuanya tetap berpuasa sekalipun dia bisa dengan sembunyi-sembunyi makan atau minum dan terhindar dari pandangan manusia? Karena di dalam hati mereka masih ada keimanan dan keinginan untuk berlaku jujur kepada Allah SWT.
Kejujuran adalah mata uang yang berharga dimanapun kita berada. Jika kita berlaku jujur, maka insha Allah kita akan selamat. Namun sebaliknya, jika kita berlaku tidak jujur maka kita akan mendapat laknat.
Ketika berbicara soal kejujuran, Saya teringat kisah seorang ulama besar yang sangat terkenal, yang bernama Syekh Abdul Qodir Al Jailani. Suatu ketika, Syekh Abdul Qodir pergi untuk mencari Ilmu. Sebelum pergi, ibunya memberikan bekal uang kepadanya beberapa dirham dan dimasukkan ke dalam saku bajunya. Ibunya berpesan untuk berlaku jujur apapun kondisinya.
Saat dalam perjalanan, berjumpalah Syekh Abdul Qodir dengan kawanan perampok. Mereka mengambil harta benda para kabilah yang pergi bersama Syaikh Abdul Qodir. Beliau tidak menjadi sasaran utama karena umurnya masih kecil. Hingga Sang kepala perampok pun mendatanginya.
Perampok : “Hai anak kecil, apakah kau punya harta?” Syekh : “Iya, aku punya uang yang aku taruh di sakuku.” Perampok : ” Mana buktinya?”
Syekh : “Ini buktinya.” (sambil menunjukkan uang di sakunya)
Perampok : “Mengapa kau berlaku jujur? padahal jika kau berbohong, aku pun tak tau.”
Syekh : “Ibuku berpesan kepadaku untuk tidak berbohong.” Perampok : “Ibumu kan tidak tahu kau berbohong atau tidak.” Syekh : “Ibuku tidak tahu, tapi Allah maha tahu.”
Akhirnya, kawanan perampok itu pun bertaubat dan ikut dengan Syekh Abdul Qodir Al Jailani. Kejujuran Sang bocah cilik ini bisa membuat kawanan perampok yang ganas pun bertaubat.
Semoga kita bisa meneladani sikap Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam mempertahankan nilai-nilai kejujurannya. Dan semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa semakin jujur. Baik itu jujur dalam bekerja, berbicara, berdakwah, dan dalam mengakui kekurangan diri.