Abdullah Bin Hudzafah Al Sahmy Bagian 1

  • Home
  • Abdullah Bin Hudzafah Al Sahmy Bagian 1
“Menjadi Kewajiban Bagi Setiap Muslim untuk Mencium Kepala Abdullah Bin Hudzafah, Saya yang Akan Memulainya Terlebih Dahulu” (Umar Bin Khattab)


Tokoh kisah ini adalah seorang pria dari kalangan sahabat yang bernama Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy.Sejarah dapat saja berlalu atas tokoh kita ini sebagaimana sejarah terus berlalu terhadap jutaan bangsa Arab sebelum Abdullah tanpa memberikan perhatian khusus kepada mereka.

Akan tetapi Islam yang agung memberikan kesempatan kepada Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy untuk bertemu dengan pemimpin dunia saat itu yaitu Kisra Raja Persia dan Kaisar yang agung raja Romawi… Bersama dua pemimpin besar ini, Abdullah mencatat kisah yang senantiasa diingat orang dan terus dikisahkan oleh lisan sejarah sepanjang masa.

Adapun kisah Abdullah dengan Kisra raja Persia itu terjadi pada tahun ke enam hijriyah saat Nabi Saw berniat untuk mengirimkan beberapa rombongan sahabatnya dengan membawa surat kepada para raja berkebangsaan non-arab untuk mengajak mereka masuk ke dalam Islam.

Rasulullah Saw sudah memprediksikan bahaya dari tugas ini…. Para utusan Rasul tadi akan berangkat menuju negeri-negeri yang jauh yang belum pernah mengadakan kerjasama dan kesepakatan dengan Islam sebelumnya. Para utusan tadi tidak mengerti bahasa-bahasa negeri yang akan didatanginya dan mereka juga tidak sedikitpun mengerti watak para raja tadi… Para utusan tadi juga akan mengajak para raja untuk meninggalkan agama mereka, melepaskan kebesaran dan kekuasaan serta masuk ke dalam sebauh agama suatu kaum….. Ini merupakan sebuah ekspedisi berbahaya. Sebab yang berangkat ke sana dapat menghilang sedang yang kembali dari ekspedisi ini hanya tinggal anaknya saja.Oleh karenanya Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabatnya . Beliau berdiri dihadapan mereka dalam sebuah khutbah: Setelah memuji Allah, mengucapkan syahadat Beliau bersabda:

“Amma ba’du. Aku ingin mengutus beberapa orang dari kalian untuk datang kepada beberapa orang raja non-Arab. Janganlah kalian membantah aku sebagaimana Bani Israil membantah Isa putra Maryam.”


Para sahabat Rasulullah Saw menyambut dengan berseru: “Ya Rasulullah, kami akan mendukung apapun yang kau inginkan. Kirimlah kami kemana saja engkau inginkan.”

Rasulullah Saw mengutus 6 orang sahabatnya untuk membawa surat dari Beliau kepada beberapa orang raja Arab dan non-Arab. Salah seorang dari ke enam utusan tadi adalah: Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy yang diutus untuk membawa surat Nabi Saw kepada Kisra raja Persia

Abdullah serta-merta mempersiapkan bekalnya. Ia mengucapkan kata perpisahan kepada istri dan anaknya. Ia lalu berangkat menuju tempat tujuannya yang melalui berbagai lereng dan bukit dataran tinggi maupun rendah. Ia lakukan perjalanan tersebut sendirian tanpa ada teman yang mengiringi selain Allah Swt. Saat ia sampai di perkampungan wilayah Persia, ia memohon izin untuk dapat masuk kepada rajanya. Dan para permbantu raja memperingatkan bahaya dari surat yang dibawa Abdullah kepada raja.

Mendengar itu raja Kisra memerintahkan para pembantunya untuk menghias istana, lalu ia megundang para pembesar bangsa Persia untuk dapat hadir dalam kesempatan ini. Kemudian Kisra mengizinkan Abdullah bin Hudzafah untuk datang.

Lalu datanglah Abdullah bin Hudzafah menghadap pemimpin Persia dengan menggunakan selendang tipis yang menutupi tubuhnya, ia juga mengenakan baju panjang berbahan kasar yang ditutupi dengan selendang khusus bangsa Arab.

Akan tetapi ia memiliki leher yang tegak. Postur tubuh yang tegap. Dari tulang rusuknya terlihat keagungan Islam. Dalam hatinya menyala kebesaran iman.

Begitu Kisra melihat Abdullah datang menghadap, ia langsung memberi isyarat kepada salah seorang pembantunya untuk mengambil surat dari tangan Abdullah, maka Abdullah langsung berkata: “Jangan, Rasulullah Saw menyuruhku untuk menyerahkan surat ini langsung ke tanganmu, dan aku tidak ingin melanggar perintah Rasulullah.”

Kisra langsung memerintahkan kepada semua pembantunya: “Biarkan ia mendekat kepadaku.” Maka Abudllah langsung mendekat ke arah Kisra sehingga ia dapat langsung menyerahkan surat tersebut ke tangan Kisra.

Lalu Kisra memanggil seorang juru tulis berkebangsaan Arab dari negeri Al Hirah dan ia memerintahkan untuk membuka surat tersebut dihadapannya. Dan Kisra meminta juru tulis tadi untuk membacakannya: “Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra yang Agung raja Persia. Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk…”

Begitu Kisra mendengar isi surat sebagaimana yang telah dibacakan kepadanya, maka tersulutlah api amarah dalam dadanya. Wajahnya menjadi merah. Keringatnya mengucur deras dari leher karena dalam surat tersebut Rasulullah Saw memulai dengan menyebut dirinya sendiri… Lalu ia langsung menyambar surat tersebut dan merobeknya tanpa ia tahu apa yang ada dalam isi surat itu. Ia pun langsung berseru: “Apakah ia berani menuliskan hal ini kepadaku, padahal dia adalah budakku?!!” Lalu ia memerintahkan para pengawalnya untuk mengeluarkan Abdullah bin Hudzafah dari hadapannya. Dan akhirnya Abdullah dibawa keluar.

Abdullah bin Hudzafah keluar meninggalkan ruang sidang Kisra. Ia sendiri tidak tahu ketentuan Allah yang bagaimana yang akan terjadi pada dirinya…. Apakah ia akan dibunuh atau dibiarkan hidup dengan bebas?

Akan tetapi ia masih sempat berujar: “Demi Allah, aku tidak peduli akan nasibku setelah aku menyampaikan surat Rasulullah Saw… Iapun langsung menaiki kendaraannya dan akhirnya berangkat.

Begitu amarah Kisra mereda, ia memerintahkan untuk membawa masuk kembali Abdullah; namun ia tidak ditemukan… para pembantu raja lalu mencarinya, namun sayang Abdullah telah pergi tanpa jejak.

Merekapun terus mengejar sepanjang jalan hingga ke jazirah Arab, dan mereka menyadari bahwa Abdullah telah pergi jauh.

Begitu Abdullah datang menghadap Nabi Saw ia menceritakan apa yang terjadi dengan Kisra dan surat Nabi Saw yang dirobeknya. Rasul Saw tidak menanggapi dengan ucapan apa-apa selain: “Allah akan merobek- robek kerajaannya.”

Kisra kemudian mengirim surat kepada Badzan wakilnya yang berada di Yaman. Dalam suratnya Kisra berpesan: “Kirimlah kepada orang yang ada di Hijaz ini (Muhammad) dua orang kuat yang kau miliki. Dan suruhlah mereka berdua membawanya menghadapku…” Maka Badzan mengutus dua orang terbaiknya kepada Rasulullah Saw, dan lewat kedua orang tadi Badzan menitipkan surat kepada Rasul yang didalamnya terdapat perintah kepada Rasul untuk berangkat bersama kedua orang utusannya untuk menghadap Kisra sesegera mungkin…