Tidak jauh dari tempat kudanya terjatuh, Suraqah melihat Muhammad dan kedua sahabatnya. Maka Suraqah segera mengambil busur panahnya, akan tetapi tubuhnya membeku dan tidak mampu bergerak dari tempatnya.
Hal itu dikarenakan ia melihat kaki-kaki kudanya terbenam di dalam tanah. Sementara ada asap yang mengepul di hadapan kuda tersebut yang menutupi kedua mata Suraqah dan mata kudanya.
Suraqah mencoba untuk mendorong kuda tersebut, akan tetapi rupanya ia telah tertancap di tanah seolah telah terpantek dengan sebuah paku besar dari besi.
Maka Suraqah segera melihat ke arah Rasulullah dan sahabatnya, lalu ia berteriak sekuat mungkin: “Hei, tolonglah kalian berdo’a kepada Tuhan kalian untuk melepaskan kaki kudaku! Dan aku akan membiarkan kamu pergi.”
Maka Rasulullah Saw segera berdo’a kepada Allah, dan Allah Swt melepaskan kaki kuda Suraqah.
Akan tetapi keserakahannya timbul lagi. Ia segera menghentakkan kudanya untuk berlari mengejar Rasul Saw dan Abu Bakar. Maka sontaklah kaki kuda Suraqah terbenam lagi ke tanah lebih dalam dari sebelumnya.
Lagi-lagi Suraqah meminta tolong kepada Rasul dan Abu Bakar seraya berkata: “Kalian boleh mengambil bekal, barang dan senjataku. Kalian dapat memegang janji Allah, bahwa aku akan menghalangi orang yang akan mengejar kalian di belakangku.”
Maka Rasulullah Saw dan Abu Bakar berkata kepadanya: “Kami tidak membutuhkan barang dan bekalmu. Akan tetapi suruhlah manusia yang mengejar kami untuk kembali!”
Kemudian Rasulullah Saw berdo’a dan akhirnya kuda Suraqah dapat terlepas.
Begitu Suraqah hendak kembali pulang, ia memanggil Rasul Saw dan Abu Bakar sambil berkata: “Sebentar! aku mau berbicara kepada kalian. Demi Allah, aku tidak akan berbuat kejahatan kepada kalian.” Rasul dan Abu Bakar bertanya: “Apa yang engkau inginkan dari kami?!” Suraqah menjawab: “Demi Allah, ya Muhammad. Aku yakin bahwa agamamu akan muncul dan urusanmu akan unggul. Berjanjilah kepadaku bahwa engkau akan memuliakan aku bila aku datang ke dalam kekuasaanmu. Tuliskan janji ini kepadaku!”
Maka Rasulullah Saw meminta Abu Bakar untuk menuliskan janji tersebut pada sebuah tulang, kemudian tulang tersebut diserahkan kepada Suraqah. Begitu Suraqah hendak kembali pulang, Nabi Saw bersabda kepadanya: “Bagaimana pendapatmu, wahai Suraqah bila engkau mengenakan gelang-gelang Kisra?!” Suraqah bertanya keheranan: “Apakah Kisra putra Hurmuz yang kau maksud?!” Rasul menjawab: “Benar, Kisra putra Hurmuz!”
Kembalilah Suraqah ke kampungnya dengan menyusuri jalan. Ia mendapati banyak orang yang sedang mencari-cari Rasulullah Saw. Ia pun berkata kepada mereka: “Aku telah mencarinya di seluruh penjuru bumi jengkal demi jengkal. Kalian sudah tahu akan kemampuanku dalam mencari jejak.” Maka setelah mendengar ucapan Suraqah, mereka semua kembali ke rumah.
Suraqah menyembunyikan kisahnya dengan Muhammad dan sahabatnya sehingga ia merasa yakin bahwa keduanya telah tiba di Madinah dan sudah aman dari ancaman Quraisy. Pada saat itulah Suraqah baru menceritakannya. Begitu Abu Jahl mendengar kisah Suraqah dengan Nabi Saw dan apa yang telah diperbuatnya, Abu Jahl mencemooh kebodohan, ketakutan dan sikap Suraqah yang telah menyia-nyiakan kesempatan. Maka Suraqah pun menjawaab cemoohan tersebut dengan syair
:
Wahai Abu Hakam, Demi Allah jika engkau menyaksikan kudaku yang terbenam kakinya
Engkau akan mengetahui tanpa ragu bahwa Muhammad adalah seorang Rasul yang membawa kebenaran. Lalu siapakah yang mampu menghadapinya?!
Hari terus berganti… Sehingga Muhammad yang dahulu pergi meninggalkan Mekkah karena terusir dan keluar meninggalkannya secara sembunyi di tengah kegelapan malam, kini ia telah kembali datang sebagai seorang pemimpin dan penakluk yang dikelilingi oleh para pendukungnya yang menghunuskan pedang dan menyiapkan panah.
Para pembesar Quraisy yang dahulunya menghiasi muka bumi dengan kesombongan dan keangkuhan, kini mereka mendatangi Muhammad dengan rasa takut dan penuh harap. Mereka meminta belas kasih kepada Muhammad dengan berkata: “Apa yang akan engkau perbuat terhadap kami?!” Nabi Saw bersabda kepada mereka dengan kelembutan seorang Nabi: “Pergilah, karena kalian semua bebas merdeka!”
Pada saat itulah, Suraqah bin Malik menyiapkan kendaraannya dan pergi berangkat menuju Rasulullah Saw untuk mengumumkan keislamannya di hadapan Beliau. Ia pun membawa perjanjiannya dengan Nabi yang pernah dituliskan 10 tahun sebelumnya.
Suraqah berkata: “Aku mendatangi Nabi Saw yang berada di Ji’ranah. Aku pun masuk dalam barisan rombongan orang-orang Anshar. Orang-orang Anshar tersebut lalu memukuliku dengan bagian belakang anak panah sambil berkata: “Hei, apa yang kamu inginkan?!” Aku terus saja menerobos barisan mereka sehingga aku berada di dekat Nabi Saw dan Beliau sedang berada di atas untanya. Aku pun segera mengangkat surat perjanjian tersebut dan aku berkata: “Ya Rasulullah, Saya adalah Suraqah bin Malik. Inilah perjanjianmu denganku.”
Rasulullah Saw bersabda: “Mendekatlah kepadaku, wahai Suraqah.
Sebab ini adalah hari untuk menepati janji dan menunaikan kebaikan.”
Aku pun mendekat ke arah Beliau dan aku nyatakan keislamanku dihadapan Beliau.
Aku mendapatkan kebaikan dan kebajikan Beliau.
Hanya beberapa bulan berselang sejak Suraqah bin Malik berjumpa dengan Nabi Saw sehingga Rasulullah Saw kembali ke pangkuan Tuhannya.