Badzan juga meminta kedua utusannya untuk mencari informasi tentang diri dan kisah Rasulullah, dan meminta keduanya melaporkan setiap informasi tentang diri Beliau.
Kedua orang utusan tadi berangkat dengan kecepatan tinggi sehingga keduanya tiba di daerah Thaif. Mereka berdua bertemu dengan para pedagang dari suku Quraisy. Begitu melihat mereka, keduanya langsung menanyakan tentang diri Muhammad Saw. Para pedagang Quraisy menjawab: “Mereka kini ada di Yatsrib.” Kemudian para pedagang tadi melanjutkan perjalanan ke Mekkah dengan gembira, dan mereka membawa kabar gembira kepada suku Quraisy sambil berkata: “Bergembiralah! Kisra sekarang akan menghantam Muhammad dan kalian tidak usah lagi khawatir akan kejahatannya.”
Sedang kedua utusan tadi langsung menuju Madinah. Tatkala sampai disana mereka berdua bertemu dengan Nabi Saw. Mereka lalu menyerahkan surat Badzan kepada Beliau sambil berkata: “Raja diraja Kisra menuliskan surat kepada raja kami Badzan untuk mengutus seseorang yang dapat membawamu menghadapnya… Kami kini sudah datang untuk menjemputmu. Jika kau ingin, kami dapat berbicara kepada Kisra sehingga ia tidak mencelakakanmu dan membiarkanmu selamat. Jika kau menolak, kau sudah mengerti kekuatan, kebengisan dan kemampuannya untuk membunuhmu dan semua kaummu.”
Lalu Rasulullah Saw tersenyum sambil bersabda kepada mereka berdua: “Kembalilah lagi ke tunggangan kalian hari ini, dan datanglah esok!.”
Begitu mereka berdua datang menghadap lagi kepada Nabi di hari esoknya, mereka berdua berkata: “Apakah kau sudah mempersiapkan diri untuk berangkat bersama kami menghadap Kisra?”
Nabi Saw menjawab mereka dengan bersabda: “Kalian tidak akan bertemu dengan Kisra lagi setelah ini…. Allah telah membunuhnya; dengan mengangkat putranya yang bernama Syirawaih di malam ini…. Dan bulan ini….”
Mereka berdua lalu menatap tajam wajah Nabi Saw, dan nampak keterkejutan di wajah mereka berdua. Keduanya bertanya: “Apakah engkau mengerti apa yang kau katakan? Apakah kami perlu menulis surat tentang hal ini kepada Badzan?”
Rasul Saw menjawab: “Silahkan dan katakan kepadanya bahwa agamaku akan dapat menguasai apa yang telah dikuasai oleh Kisra dan jika ia mau masuk ke dalam Islam, aku akan membiarkan apa yang telah ia miliki dan menjadikannya sebagai raja bagi kaumnya.”
Akhirnya kedua utusan tadi pergi meninggalkan Rasulullah Saw dan mereka pergi menghadap Badzan. Keduanya menceritakan kisahnya. Badzan lalu berkata: “Jika apa yang dikatakan Muhammad adalah benar maka dia adalah seorang Nabi, namun jika tidak maka kami akan mengambil keputusan atasnya…”
Tidak lama berselang maka tibalah kepada Badzan surat dari Syirawaih yang didalamnya tertulis: “Amma ba’du… Aku telah membunuh Kisra. Aku membunuhnya karena ingin membalas dendam bangsaku. Karena ia telah memerintahkan untuk membunuh para pembesar bangsa, menjadikan wanita-wanitanya sebagai budak dan merampas harta rakyat. Jika surat ini telah sampai di tanganmu maka engkau dan seluruh pengikutmu harus tunduk dan taat kepadaku.”
Begitu Badzan membaca surat dari Syirawaih, ia langsung membuang surat tersebut dan ia mengumumkan bahwa ia masuk Islam. Karenanya, maka seluruh bangsa Persia yang berada di Yaman masuk Islam bersamanya.
Demikianlah kisah perjumpaan Abdullah bin Hudzafah dengan Kisra raja Persia. Lalu bagaimana kisah perjumpaannya dengan Kaisar yang Agung raja Romawi?
Perjumpaan Abdullah dengan Kaisar terjadi pada masa khilafah Umar bin Khattab ra. Dan Umar punya kisah tersendiri dengan Abdullah yang termasuk kisah paling menakjubkan.
Pada tahun 19 Hijriyah, Umar mengirimkan pasukan untuk berperang dengan Romawi yang didalamnya terdapat Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy…. Kaisar raja Romawi sudah mendengar tentang kisah pasukan kaum muslimin dan sifat mereka yang memiliki iman yang kuat, akidah yang kokoh dan rela mengorbankan jiwa di jalan Allah dan Rasul-Nya.
Kaisar memerintahkan kepada pasukannya –jika mereka dapat menangkap seorang tawanan dari pasukan kaum muslimin- hendaknya tidak diapa-apakan akan tetapi dibawa menghadapnya hidup-hidup… Kehendak Allah menetapkan bahwa Abdullah bin Hudzafah Al Sahmy menjadi tawanan bangsa Romawi. Maka para pasukan Romawi membawa Abdullah menghadap Kaisar. Para pasukan tadi berkata kepadanya: “Ini adalah seorang sahabat Muhammad yang masuk Islam lebih dahulu, dan ia berhasil kami tangkap; dan kini kami membawanya menghadapmu.”