Hari ini, makanan sahur saya pedas sekali. Efeknya adalah saya mengalami sakit perut yang hebat seusai shalat subuh. Saya pun menanyakan kepada seorang teman yang lebih senior tentang apakah ada kemungkinan daya tahan terhadap makanan pedas menurun setelah bertahun-tahun di Taiwan. Dia menjawab iya. Seketika saya teringat kejadiaan saat pulang ke Indonesia satu bulan yang lalu dimana saya mengalami sakit perut hebat setelah makan makanan dengan level pedas yang sangat tinggi.
Jika perut yang terbiasa dengan makanan tidak pedas (makanan Taiwan), kemudian diisi dengan makanan yang sangat pedas (makanan Indonesia), perut bisa berkontraksi dan bergejolak dengan sangat hebat. Itu baru perut, bagaimana dengan hati manusia? Jika hati terbiasa diisi oleh hal-hal negatif, maka standar keimanan manusia akan turun. Sesuatu yang berdosa sudah dianggap tidak berdosa lagi, karena dirinya sudah terbiasa melakukan dosa itu.
Astaghfirullah. Semoga kita bisa membiasakan diri dalam kebaikan, sehingga hati kita masih jernih untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.