Alkisah di suatu desa nan jauh disana, ada seorang yang tiap hari bekerja, dimana hasil kerjanya hanya bisa digunakan untuk membeli singkong dan dimakan hari itu saja. Dia adalah seorang yang ahli ibadah dan memiliki beberapa murid.
Suatu hari, Sang ahli ibadah menyuruh salah satu muridnya untuk pergi ke kota besar untuk menemui adik beliau untuk meminta sesuatu darinya. Kemudian, Sang murid pun berangkat ke alamat yang sudah dituliskan untuk menemui Sang adik.
Sesampainya di alamat Sang adik tersebut, dilihatnya rumah yang sangat mewah, kendaraannya bagus, anaknya banyak, istrinya cantik, dan berbagai kemegahan dunia lainnya.
Kemudian Sang murid menyampaikan maksud Sang ahli ibadah untuk meminta sesuatu darinya. Sang murid pun diberikan berbagai kebutuhan. Dan sebelum pulang, Sang murid dititipkan pesan oleh Sang adik untuk kakaknya.
“Sampaikan ke kakakku. Jangalah mencintai dunia dan menggantungkan diri kepada dunia”
Sang murid bingung dan jengkel karena dalam pikirannya, pesan itu lebih pantas diberikan kepada Sang adik yang sangat kaya dan berlimpah dunianya. Lalu Sang murid kembali menemui gurunya dan menyampaikan pesan tersebut.
Tak disangka, Sang Guru menangis tersedu-sedu. Dia kemudian bertaubat sejadi-jadinya dan berkata.“Ketahuilah wahai muridku, apa yang dikatakan oleh adikku benar. Aku adalah orang yang bergantung kepada singkong untuk hidup. Sedangkan adikku menggantungkan hidupnya kepada Allah. Jadilah engkau zuhud wahai muridku. Letakkan dunia di tanganmu, jangan di hatimu”.
Semoga Ramadhan tahun ini bisa menjadikan bulan penggemblengan bagi kita agar tidak mencintai Dunia secara berlebihan, Aamiin.