Abdullah Bin Jahsy Bagian 1

  • Home
  • Abdullah Bin Jahsy Bagian 1
“Orang Pertama yang Disebut sebagai Amirul Mukminin”


Tokoh sahabat yang akan kami paparkan saat ini adalah seseorang yang begitu akrab dengan Nabi Saw dan salah seorang yang pertama kali memeluk Islam.

Dia adalah anak dari bibi (sepupu) Rasulullah Saw, karena ibu Abdullah yang bernama Umaimah binti Abdul Muthalib adalah bibi Rasulullah Saw.

Dia juga menjadi ipar Rasulullah Saw, karena saudarinya yang bernama Zainab binti Jahsy adalah salah seorang istri Nabi Saw dan menjadi salah seorang ummahatul mu’minin.

Dia adalah orang yang pertama disematkan dengan panji Islam. Dia juga yang merupakan orang pertama yang mendapatkan gelar Amirul Mukminin. Dialah Abdullah bin Jahsy Al Asady

Abdullah bin Jahsy masuk Islam sebelum Nabi Saw masuk ke dalam Darul Arqam. Dia juga termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam.

Saat Nabi Saw mengizinkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah untuk menyelamatkan agama mereka dari siksaan kaum Quraisy, Abdullah bin Jahsy adalah menjadi orang kedua kaum Muhajirin karena tidak ada yang mampu mendahuluinya mendapatkan kemuliaan ini selain Abu Salamah.

Berhijrah di jalan Allah Swt dengan meninggalkan keluarga dan tanah air bukanlah hal yang baru bagi Abdullah bin Jahsy. Sebelumnya, ia pernah berhijrah bersama beberapa anggota keluarganya ke Habasyah.

Akan tetapi hijrahnya kali ini terasa lebih luas dan lengkap. Semua keluarga dan kerabatnya turut berhijrah bersamanya. Tak kurang anak- anak ayahnya baik pria maupun wanita. Tua ataupun muda, bahkan anak- anak. Rumahnya adalah rumah Islam dan sukunya adalah suku iman.

Sebelum mereka meninggalkan Mekkah, nampak kampung mereka terlihat begitu sedih dan haru. Ia nampak kosong tak berpenghuni. Seolah ia belum pernah terisi dan tidak pernah terjadi percakapan dalam rumah yang ada di dalamnya.

Tidak lama berselang sejak Abdullah berhijrah bersama orang yang mengikutinya, maka beberapa pembesar Quraisy keluar berkeliling kampung di Mekkah untuk mengetahui siapa di antara kaum muslimin yang telah pergi meninggalkan kampung mereka dan siapa yang masih diam menetap.Salah seorang dari pembesar Quraisy tadi adalah Abu Jahl dan Utbah bin Rabiah.

Maka Utbah memandang ke arah rumah-rumah Bani Jahsy yang ditiup angin pembawa debu dan pintu-pintu yang terbuka. Demi melihat itu Utbah berkata: “Kampung Bani Jahsy kini menangisi penduduknya...” Abu Jahl lansung menimpali: “Siapakah mereka sehingga kampung ini menangisinya?!” Kemudian Abu Jahl meletakan tangannya di tembok rumah Abdullah bin Jahsy, dan rumah tersebut adalah rumah yang paling bagus dan kaya di antara yang lainnya. Dan Abu Jahl berkuasa atas rumah tersebut dan apa yang ada di dalamnya seolah ia adalah pemiliknya.

Begitu Abdullah bin Jahsy mendengar apa yang dilakukan Abu Jahl terhadap rumahnya, maka ia melaporkannya kepada Rasulullah Saw. Maka Nabi Saw bertanya kepadanya: “Apakah engkau tidak rela, ya Abdullah jika Allah Swt akan menggantikannya dengan sebuah istana di surga?” Ia menjawab: “Tentu, saya rela ya Rasulullah!” Rasul bersabda: “Nah.. begitulah!”

Maka menjadi tenanglah jiwa dan hati Abdullah.

Hampir saja Abdullah bin Jahsy tidak sampai ke Madinah setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan dalam hijrahnya yang pertama dan kedua.

Hampir saja ia merasakan ketentraman di bawah naungan kaum Anshar; setelah ia merasakan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy, sehingga ia merasakan dengan izin Allah penyiksaan yang begitu berat yang ia rasakan sepanjang hidupnya sejak ia masuk ke dalam Islam.

Marilah kita mendengarkan kisah pengalaman yang pahit dan menyakitkan ini.

Rasulullah Saw mengirimkan 8 orang dari para sahabatnya untuk melakukan tugas kemiliteran dalam Islam, salah seorang dari mereka adalah Abdullah bin Jahsy dan Sa’d bin Abi Waqash. Rasul Saw bersabda: “Aku akan menunjuk pemimpin di antara kalian yaitu orang yang paling kuat merasakan lapar dan haus Kemudian Rasul menyematkan panji mereka kepada Abdullah bin Jahsy; dan karenanya ia menjadi amir pertama yang ditunjuk untuk memimpin sekelompok orang dari kaum mukminin.

Rasulullah menunjukkan tujuan yang harus ditempuh oleh pasukan Abdullah bin Jahsy dan Beliau memberikan sebuah surat kepadanya. Rasul memerintahkan kepada Abdullah agar tidak membukanya kecuali setelah menyusuri perjalanan selama dua hari.

Tatkala dua hari perjalanan telah ditempuh oleh pasukan,maka Abdullah bin Jahsy membuka surat tersebut, ternyata di dalamnya tertulis: “Jika engkau telah membaca suratku ini maka berjalanlah ke arah sebuah pohonkurma yang berada di antara Thaif dan Mekkah. Pantaulah suku Quraisy dari sana, dan sampaikan kepada kami informasi tentang mereka. ”

Begitu Abdullah bin Jahsy selesai membaca surat tersebut ia langsung berkata: “Baik, kami akan mentaati perintah Nabi Allah.”

Lalu ia berkata kepada para sahabatnya: “Rasulullah Saw memerintahkan aku untuk pergi ke sebuah pohon kurma yang dituju agar aku dapat memantau suku Quraisy sehingga aku dapat memberikan informasi tentang mereka. Beliau melarangku untuk memaksa salah seorang di antara kamu untuk pergi menemaniku. Siapa yang ingin mendapatkan kesyahidan dan ingin melakukannya, maka silahkan menemaniku, barang siapa yang enggan melakukannya maka silahkan kembali dan ia tidaklah tercela.”

Kaumnya menjawab: “Kami mendengar dan taat kepada Rasulullah Saw. Kami akan berangkat bersamamu sebagaimana Nabi menyuruhmu.” Lalu pasukan tadi melanjutkan perjalanan mereka hingga tiba di pohon kurma yang dimaksud dan mereka lalu mencari berita lewat kafilah yang lewat untuk mendapatkan informasi tentang kaum Quraisy.

Mereka masih melakukan tugas hingga akhirnya mereka melihat dari kejauhan datangya sebuah kafilah Quraisy yang terdiri dari 4 orang yaitu Amr bin Al Hadramy, Al Hakam bin Kaisan,Utsman bin Abdullah dan saudaranya yang bernama Al Mughirah. Mereka berempat membawa barang dagangan suku Quraisy yang berisikan antara lain kulit, anggur kering dan komoditas lain yang biasa diperdagangkan oleh suku Quraisy.