Saat itu Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl dan Hindun bin Utbah datang ke rumah Rasulullah Saw diiringi dengan sepuluh wanita lainnya untuk menyatakan sumpah setia kepada Nabi Saw. Mereka semua masuk ke dalam rumah Nabi Saw. Saat itu Rasul Saw sedang ditemani oleh dua istrinya dan anaknya yang bernama Fathimah dan beberapa wanita dari Bani Abdul Muthalib. Maka berbicaralah Hindun yang pada kesempatan itu ia mengenakan niqab: “Ya Rasulullah, segala puji bagi Allah yang telah memenangkan agama yang dipilih-Nya. Dan aku berharap engkau dapat memperlakukan aku dengan baik karena adanya hubungan kerabat di antara kita. Aku kini adalah wanita yang beriman dan membenarkan ajaran agama ini.” Lalu ia membuka niqab dari wajahnya,lalu berkata: “Saya adalah Hindun binti Utbah, Ya Rasulullah!” Maka Rasulullah Saw menjawabnya: “Selamat datang kepadamu!” Hindun meneruskan: “Demi Allah ya Rasulullah, tidak ada satupun di muka bumi ini rumah yang lebih aku sukai untuk merendahkan diri kecuali rumahmu ini. Dan aku tidak ingin rumahku dan semua rumah di muka bumi ini lebih mulia dari rumahmu.”
Lalu Rasulullah Saw bersabda: “Ada lagi yang mau menambahkan?”
Lalu berdirilah Ummu Hakim istri Ikrimah bin Abu Jahl yang telah masuk Islam. Ia berkata: “Ya Rasulullah Saw, Ikrimah telah lari darimu menuju Yaman karena merasa takut akan kau bunuh. Berilah rasa aman baginya! Semoga Allah memberikan keamanan kepadamu.” Lalu Rasulullah Saw menjawab: “Dia sekarang sudah aman.”
Lalu Ummu Hakim keluar dari rumah Rasulullah setelah mengajukan permintaannya. Saat itu ia sedang didampingi oleh seorang budaknya yang berasal dari bangsa Romawi. Begitu keduanya sedang berjalan cepat, lalu budaknya mencoba untuk menggoda Ummu Hakim. Maka Ummu Hakim berusaha untuk mengulur-ulur waktu dan menjanjikannya di tempat lain. Sehingga ia sampai di sebuah perkampungan bangsa Arab. Sesampainya di sana, Ummu Hakim meminta pertolongan suku tersebut dari kejahatan budaknya, maka suku tersebut mengikat budak Romawi tadi dan menawannya bersama mereka.
Ummu Hakim meneruskan perjalanannya sehingga ia berjumpa dengan Ikrimah di tepi pantai di daerah Tihamah. Saat itu Ikrimah sedang berbicara dengan seorang nelayan muslim di atas perahunya. Nelayan itu berkata kepada Ikrimah: “Menyerahlah, sehingga aku dapat membawamu turut serta!” Ikrimah bertanya: “Bagaimana aku melakukannya?” Nelayan menjawab: “Ucapkan bahwa aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ikrimah menjawab: “Aku kabur ke sini karena kalimat itu!”
Selagi mereka meneruskan pembicaraan, maka datanglah Ummu Hakim menemui Ikrimah, lalu ia berkata: “Wahai sepupuku. Aku baru saja datang dari manusia yag paling baik, berbudi dan paling bijak. Aku baru saja datang dari Muhammad bin Abdullah. Aku telah meminta jaminan keamanan bagimu darinya. Dan ia telah memberikan jaminan keamanan bagimu. Maka janganlah engkau menyusahkan dirimu lagi!” Ikrimah bertanya: “Engkau berbicara dengannya?” Ummu Hakim menjawab: “Benar. Aku telah berbicara dengannya dan ia memberikan jaminan keamanan bagimu.”
Ummu Hakim terus-menerus meyakinkan dan membuat tenang Ikrimah sehingga ia mau turut ikut bersama Ummu Hakim.
Kemudian di tengah jalan Ummu Hakim menceritakan kepada Ikrimah kisah budaknya yang berbangsa Romawi dan apa yang telah ia lakukan kepada Ummu Hakim. Mendengar itu Ikrimah mendatanginya lalu membunuhnya sebelum ia masuk Islam.
Begitu keduanya singgah di suatu tempat, Ikrimah merasa berhasrat kepada istrinya dan ia ingin melakukan hubungan biologis dengannya. Maka Ummu Hakim menolaknya dengan keras seraya berkata: “Saya kini sudah menjadi muslimah dan engkau masih musyrik.”
Maka Ikrimah merasa heran dan berkata: “Sesuatu yang menghalangiku untuk menggaulimu pasti adalah hal yang besar!”
Begitu Ikrimah mulai memasuki kota Mekkah, Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: “Sebentar lagi akan datang kepada kalian Ikrimah bin Abu Jahl sebagai seorang mukmin yang berhijrah. Janganlah kalian mencerca ayahnya; Sebab mencerca orang yang sudah mati akan melukai
orang yang masih hidup padahal cercaan itu tidak berarti apa-apa bagi si mayit.”
Tidak lama berselang maka tibalah Ikrimah dan istrinya ke tempat di mana Rasulullah Saw duduk. Begitu Rasulullah Saw melihatnya maka Beliau langsung melompat tanpa sempat lagi mengenakan sorbannya karena merasa begitu senang.