Kemenangan yang saya maksud dalam tulisan ini adalah kemenangan dalam Perang Lahir, bukan peperangan batin. Tentunya kemenangan batin lebih penting. Dan kemenangan batin (Rohaniyah) yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu melawan hawa nafsu.
Dalam sejarah umat manusia, terdapat banyak sekali peperangan. Mulai dari peperangan antara Kerajaan Persia dan Romawi, ataupun Perang Badr, Perang Uhud, Perang Salib, Perang Dunia, Perang Teluk, Perang Israel-Palestina, ataupun perang-perang lainnya.
Memang tidak disangkal bahwa perang-perang besar itu membawa kemenangan yang besar kepada para pemenangnya. Namun kemenangan itu bersifat kemenangan militer dan penaklukan kekuasaan daerah yang ditaklukkan. Tidak pada penaklukkan hati orang-orang yang ditaklukkan.
Contohnya saja perang yang saat ini sedang melanda satu bagian dunia, yaitu perang antara Israel dan Palestina. Israel melakukan agresi pada Palestina hingga daerah tersebut takluk. Lalu, apakah orang-orang Palestina yang ditaklukkan daerahnya memiliki hati yang juga tunduk kepada Israel? Apakah lantas mereka memeluk agama Yahudi? Ataukah lantas mereka berganti kewargaanegaraan menjadi warga negara Israel? Tentu Tidak.
Kemenangan terbesar sepanjang masa terjadi tanggal 10 Ramadhan tahun ke 8 Hijriyah. Ketika Rasulullah Muhammad SAW menaklukkan Kota Mekkah, atau yang disebut dengan peristiwa Fathu Makkah. Peristiwa penaklukkan Kota Mekkah ini merupakan kemenangan yang besar karena beberapa hal, diantaranya:
1. Seluruh penduduk kota Mekkah memeluk Islam dan berbaiāat kepada Nabi Muhammad SAW, kecuali Shofwan bin Umayyah, kepala suku Bani Jumah. [Penaklukkan hati musuh yang kalah]
2. Diawali dengan kekecewaan para Sahabat kepada Nabi Muhammad SAW (termasuk Umar bin Khattab RA) karena penandatanganan perjanjian Hudaibiyah. Asbabun Nuzul terjadinya peristiwa penaklukkan kota Mekkah adalah dengan dilanggarnya perjanjian Hudaibiyah oleh Bani Quraisy. Saat Rasulullah menandatangani perjanjian Hudaibiyah, banyak kaum Muslimin yang kecewa karena secara logika isi dari perjanjian tersebut merugikan kaum muslimin. Namun ternyata tidak merugikan, malah merupakan jalan menuju kemenangan besar. (Detail dari perjanjian Hudaibiyah akan dijelaskan
selanjutnya). Tidak terbayang bagaimana kecewanya para sahabat yang sudah rindu bertahun-tahun tidak bertemu Mekkah (rumah para sahabat) dan saat Mekkah sudah di depan mata, secara mendadak Rasulullah menyuruh mereka kembali lagi dan menandatangani perjanjian Hudaibiyah yang berlaku selama 10 tahun. Namun, kekecewaan para sahabat itu bisa diredam oleh Rasulullah dan terbayar dengan peristiwa penaklukkan kota Mekkah. [Penaklukkan hati prajurit yang dipimpinnya]
Itulah mengapa peristiwa Fathu Makkah merupakan peristiwa kemenangan perang terbesar sepanjang massa.
Bagaimana dengan kemenangan seorang suami?
Kemenangan seorang suami adalah ketika dia menaklukkan hati istrinya. Ketika istri rela melakukan sesuatu yang diperintahkan suami karena ridha dan ikhlas. Bukan karena keterpaksaan akan kewajiban yang dimilikinya. Ada suami yang tabiat suka memukul dan membentak istrinya. Pada hakikatnya, dia tidaklah menang terhadap istrinya, karena istrinya patuh kepadanya dilandasi oleh rasa takut.
Begitu juga kemenangan seorang ayah kepada anak-anaknya, ketika dia bisa mengajak secara persuasif anak-anak nya menjadi pribadi yang baik. Contohnya adalah ketika Sang anak rajin belajar. Apakah Sang anak ini rajin belajar karena paksaan orang tuanya? Ataukah Sang anak rajin belajar atas dasar keinginan sendiri? Itulah perbedaannya. Ketika Sang anak telah rela belajar atas dasar keinginan sendiri, maka itulah kemenangan Sang ayah yang sesungguhnya.