Abdullah Bin Hudzafah Al Sahmy Bagian 3

  • Home
  • Abdullah Bin Hudzafah Al Sahmy Bagian 3
Raja Romawi memadang ke arah Abdullah bin Hudzafah dengan seksama,lalu ia berkata kepadanya: “Aku akan menawarkan sesuatu kepadamu.” Abdullah bertanya: “Apa itu?” Kaisar menjawab: “Aku menawarkan kepadamu untuk masuk ke dalam agama Nashrani. Jika kau mau, aku akan membiarkanmu hidup dan membuatmu hidup muia.” Maka Abdullah menjawab dengan sengit dan tegas: “Tidak akan bagiku. Kematian 1000 kali lebih aku sukai daripada memenuhi ajakanmu.”

Kaisar lalu berkata: “Menurutku engkau adalah seorang yang mulia… Jika kau mau menerima tawaranku maka aku akan menjadikanmu sebagai pembantuku dan aku akan berbagi kekuasaan denganmu.”

Abdullah yang sedang dalam kondisi terikat itu tersenyum seraya berkata: “Demi Allah, andai saja kau beri aku seluruh apa yang kau miliki dan semua yang dimiliki bangsa Arab agar aku keluar dari agama Muhammad sekejap saja, maka aku tidak akan pernah melakukannya.”

Kaisar berkata: “Kalau begitu, aku akan membunuhmu.” Abdullah menjawab: “Lakukan saja apa yang kau inginkan.”

Kemudian Kaisar memerintahkan agar Abdullah disalib. Kemudian ia memerintahkan para juru tombaknya untuk melontarkan tombak ke arah tangan Abdullah, karena ia berani menolak untuk masuk agama Nasrani. Kaisar pun memerintahkan kepada juru tombaknya untuk melemparkan tombak ke arah kaki Abdullah karena ia berani menolak untuk meninggalkan agamanya.

Setelah itu, Kaisar meminta para juru tombaknya berhenti dan menyuruh mereka untuk menurunkan Abdullah dari tiang salib. Kemudian Kaisar meminta sebuah tungku besar yang berisikan minyak. Ia lalu menyalakan api sehingga mendidih. Lalu ia memanggil pembantunya untuk membawa dua orang tawanan dari kaum muslimin lainnya. Lalu Kaisar memerintahkan agar salah seorang dari tawanan tadi dimasukkan ke dalam tungku tadi. Maka serta merta dagingnya langsung terburai… dan tulangnya menjadi kelihatan.

Lalu Kaisar menoleh ke arah Abdullah bin Hudzafah dan mengajaknya untuk masuk ke dalam agama Nashrani. Namun Abdullah menolaknya dengan lebih keras lagi.

Tatkala kesabaran Kaisar sudah habis, ia menyuruh pembantunya untuk memasukkan Abdullah ke dalam tungku bersama kedua sahabatnya tadi. Tatkala para pengawal membawa Abdullah, maka kedua matanya mengeluarkan air mata. Maka para pengawal tadi memberitahukan Kaisar bahwa Abdullah telah menangis…

Kaisar menduga bahwa Abdullah sudah merasa takut dan ia berkata: “Bawa kembali dia menghadapku!”

Tatkala Abdullah sudah berada di hadapan Kaisar. Kaisar menawarkan agama Nasrani kembali kepadanya dan ia pun masih menolak.

Maka Kaisar menjadi berang karenanya seraya berkata: “Celaka kamu, lalu apa yang membuatmu menangis tadi?” Abdullah menjawab: “Yang membuat aku menangis adalah saat aku berkata dalam diri sendiri: ‘Sebentar lagi kau akan dimasukkan ke dalam tungku dan ruhmu akan pergi. Dan aku berharap aku memiliki ruh yang banyak sejumlah rambut yang berada di badanku, sehingga semuanya dimasukkan ke dalam tungku dan mati di jalan Allah.”

Maka Kaisar yang lalim bertanya: “Maukah kau mencium kepalaku sehingga aku akan membebaskanmu?” Abdullah balik bertanya: “Apakah engkau juga akan membebaskan semua tawanan kaum muslimin?” Kaisar menjawab: “Semuanya akan aku bebaskan.” Abdullah lalu berkata dalam dirinya: “Dia adalah salah satu musuh Allah. Aku harus mencium
kepalanya sehingga ia akan membebaskanku dan semua tawanan muslimin. Menurutku ini bukanlah hal yang dapat membawa mudharat.”

Kemudian Abdullah mendekat ke arah Kaisar dan iapun mencium kepala Kaisar. Lalu Kaisar memerintahkan untuk membawa semua tawanan muslimin menghadapnya dan kemudian mereka semua dibebaskan.

Abdullah bin Hudzafah datang menghadap Umar bin Khattab ra. Ia mengisahkan ceritanya; Umar langsung gembira dibuatnya. Tatkala Umar melihat semua tawanan yang bersamanya ia berujar: “Menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Hudzafah… dan aku sendiri yang akan memulainya.” Lalu Umar berdiri dan mencium kepala Abdullah.