Kita sekarang ingin membahas masalah yang menurut ulama disebut sebagai dosa Nabi Yunus. Apakah Nabi Yunus melakukan suatu dosa dalam pengertian yang hakiki, dan apakah para nabi memang berdosa? Jawabannya adalah: Para nabi adalah orang-orang yang maksum tetapi kemaksuman ini tidak bererti bahwa mereka tidak melakukan sesuatu yang menurut Allah S.W.T itu pantas mendapatkan celaan (hukuman). Jadi masalahnya agak relatif. Menurut orang-orang yang dekat dengan Allah S.W.T: Kebaikkan orang-orang yang baik dianggap keburukaan bagi al-Muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan Allah S.W.T). Ini memang benar. Sekarang, marilah kita amati kasus Nabi Yunus. Beliau meninggalkan desanya yang banyak dipenuhi oleh orang-orang vang menentang. Seandainya ini dilakukan oleh orang biasa atau oleh orang yang saleh selain Nabi Yunus maka hal itu merupakan suatu kebaikan dan karenanya ia diberi pahala. Sebab, ia berusaha menyelamatkan agamanya dari kaum yang durhaka. Tetapi Nabi Yunus adalah seorang Nabi yang diutus oleh Allah S.W.T kepada mereka. Seharusnya ia menyampaikan dakwah di jalan Allah S.W.T dan ia tidak peduli dengan hasil dakwahnya. Tugas beliau hanya sekadar menyampaikan agama. Keluarnya beliau dari desa itu - dalam kacamata para nabi - adalah hal yang mengharuskan datangnya pelajaran dari Allah S.W.T dan hukuman- Nya padanya.
Allah S.W.T memberikan suatu pelajaran kepada Yunus dalam hal dakwah di jalan-Nya. Allah S.W.T mengutusnya hanya untuk berdakwah. Inilah batasan dakwahnya dan beliau tidak perlu peduli dengan kaumnya yang tidak mengikutinya dan karena itu beliau tidak harus menjadi sedih dan marah. Nabi Luth tetap tinggal di kaumnya meskipun selama bertahun- tahun berdakwah beliau tidak mendapati seorang pun beriman. Meskipun demikan, Nabi Luth tidak meninggalkan mereka. Ia tidak lari dari keluarganya dan dari desanya. Beliau tetap berdakwah di jalan Allah S.W.T sehingga datang perintah Allah S.W.T melalui para malaikat-Nya yang mengizinkan beliau untuk pergi. Saat itulah beliau pergi. Seandainya beliau pergi sebelumnya niscaya beliau akan mendapatkan siksaan seperti yang diterima oleh Nabi Yunus. Jadi, Nabi Yunus keluar tanpa izin. Lalu perhatikan apa yang terjadi pada kaumnya. Mereka telah beriman setelah keluamya Nabi Yunus. Allah S.W.T berfirman:
"Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam
kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98)
Demikianlah, desa Nabi Yunus beriman. Seandainya ia tetap tinggal bersama mereka niscaya ia akan mengetahuinya dan hatinya menjadi tenang serta kemarahannya akan menjadi hilang. Tampaknya beliau tergesa-gesa dan tentu sikap tergesa-gesa ini berangkat dari keinginannya agar manusia beriman. Usaha Nabi Yunus untuk meninggalkan mereka adalah sebagai ungkapan kebenciannya kepada mereka atas ketidakimanan mereka. Maka Allah S.W.T menghukumnya dan mengajarinya bahwa tugas seorang nabi hanya menyampaikan agama. Seorang nabi tidak dibebani urusan keimanan manusia; seorang nabi tidak bertanggung jawab atas pengingkaran manusia; dan seorang nabi tidak dapat memberikan hidayah (petunjuk) kepada mereka.
NABI YUNUS a.s. DITELAN IKAN NUN
Yunus bin Matta adalah seorang nabi yang di utuskan oleh Allah S.W.T untuk berdakwah di sebuah tempat bernama Niwana. Nabi Yunus seorang pendatang ke Niwana semata-mata atas perintah Allah S.W.T untuk berdakwah kepada penduduknya.
Nabi Yunus mendapati penduduk Niwana merupakan manusia yang menyekutukan Allah dengan menyembah berhala. Nabi Yunus mengajar mereka tentang ilmu tauhid dan keimanan. Nabi Yunus juga memberi nasihat kepada mereka tentang kebodohan mereka menyembah berhala sedangkan berhala itu adalah hasil buatan manusia. Nabi Yunus menasihatkan mereka bahwa berhala tersebut tidak dapat memberi apa-apa manfaat karena berhala itu tidak boleh bergerak dan berkata- kata. Nabi Yunus mengingatkan mereka supaya menyembah Allah S.W.T yang telah menciptakan manusia dan Allah sajalah yang wajib ditaati.
Oleh karena ajaran yang di bawa oleh Nabi Yunus itu ajaran baru, maka tidak ramai manusia yang mahu menerimanya. Mereka lebih suka menyembah berhala-berhala yang di sembah oleh kakek nenek mereka secara turun temurun. Walaupun Nabi Yunus memberi nasihat, tetapi mereka tetap berkeras dengan berkata "Ini adalah Tuhan kami (yakni berhala-berhala), kakek nenek kami telah lama menyembah tuhan-tuhan kami dan kami tetap tidak akan berganjak dari meninggalkan agama kami".
Nabi Yunus berkata "Aku hanya menyampai apa yang Allah menyuruh aku
sampaikan kepada kamu semua, oleh itu kamu beriman dan bertauhidlah menurut agama yang aku bawa sebagai amanat Allah S.W.T". Berkata Nabi Yunus lagi "Aku ini hanyalah pesuruh yang mana Allah S.W.T telah perintahkan kepadaku supaya menyelamatkan kamu semua daripada lembah kesesatan dan lembah kegelapan serta menyiarkan kepada kamu tentang agama yang suci bersih lagi murni dan membersihkan hati-hati kamu dari kufur dan syirik, demi untuk kebaikan kamu di dunia dan di akhirat."
Walaupaun Nabi Yunus telah memberi nasihat serta pengajaran supaya kembali ke pangkal jalan, mereka tetap dengan pendiriannya dan berkata "walau apa sekalipun kamu katakan kepada kami, kami tetap tidak akan berganjak dari agama kami dan kami juga tidak takut walau apa pun ancaman yang kamu katakan dan kalau mahu cubalah datangkan ancaman itu kepada kami, kalau kamu memang orang yang benar."
Setelah Nabi Yunus melihat keadaan mereka yang tidak menerima peringatannya itu, maka Nabi Yunus pun meninggalkan Niwana dengan rasa amat marah. Nabi Yunus berdoa kepada Allah supaya mereka yang keras kepala menerima hukuman yang sewajarnya. Sejak Nabi Yunus meninggalkan Niwana mereka gelisah melihatkan perubahan yang berlaku di tempat tinggal masing-masing.
Penduduk melihat Niwawa mengalami kegelapan, binatang peliharaan mereka juga seperti tidak tenteram dan di tambah pula dengan angin yang sangat kuat serta guruh yang mengegarkan. Dengan berlakunya perkara-perkara ini maka tahulah mereka bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Yunus itu adalah ajaran yang benar dan bukan satu ajaran yang direka. Akhirnya mereka menyesal dan keluar beramai-ramai dari kota pergi ke bukit lalu meminta ampun dan rahmat Allah S.W.T agar dijauhkan daripada sebarang malapetaka.
Allah S.W.T Maha Mengetahui akan hambaNya yang menyesal dan mohon ampun dariNya, maka Allah S.W.T pun menerima permintaan mereka, lalu Niwana yang gelap bertukar menjadi cerah, binatang ternakan tidak lagi dalam ketakutan dan mereka kembali tenang. Akhirnya mereka semua kembali dengan bersyukur kepada Allah S.W.T yang telah menyelamatkan mereka dari bahaya malapetaka. Nabi Yunus telah meninggalkan Niwana membawa diri tanpa tujuan.
Baginda naik bukit turun bulit, naik gunung turun gunung dan akhirnya ia
sampai di pantai. Kebetulan pada masa itu dia melihat sebuah kapal hendak belayar, maka dia pun menghampiri pemilik kapal itu untuk turut serta belayar bersamanya. Setelah diberi keizinan maka Nabi Yunus menumpang kapal tersebut. Dalam pelayaran itu, kapal yang ditumpangi Nabi Yunus telah dilanda ribut taufan yang kuat.
Oleh itu kapten kapal telah memutuskan supaya barang yang dibawa hendaklah dikurangkan. Ini termasuk penghuni kapal kapal tersebut. Satu pengundian telah dibuat dan dalam undian tersebut Nabi Yunus dipilih sebagai orang yang harus dibuang ke laut. Oleh sebab Nabi Yunus adalah orang yang sangat dihormati dan disanjung, maka mereka mengadakan pemilihan sekali lagi dan kali kedua Nabi Yunus tetap terpilih.